LANDASAN TEORI
3.1
Sistem Pengapalan
Sistem pengapalan adalah suatu rangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk memuat dan mengangkut material dari stock pile atau tempat penampungan
sementara untuk selanjutnya dimuat ke kapal.
Sistem
pengapalan yang digunakan oleh Konsorsium Kencanaraya Megaperkasa Ricobana
adalah sistem Rampdoor, dimana Rampdoor adalah jembatan yang
menghubungkan dermaga dengan tongkang yang berfungsi sebagai jalan keluar masuk
alat angkut yang mengangkut bijih (ore) dari stock pile atau grizzly
ke tongkang dan selanjutnya dimuat ke kapal dengan menggunakan alat – alat
mekanis.
Tahapan produksi alat-alat mekanis pada kegiatan
pengapalan bijih nikel di Pulau Gee yakni : pemuatan dan pengangkutan.
Penggunaan alat-alat mekanis pada setiap tahap kegiatan memerlukan pertimbangan
yang matang, oleh karena kemampuan produksi pada setiap tahap akan mempengaruhi
tahap kegiatan selanjutnya, bahkan seluruh rangkaian kegiatan pengapalan.
Begitu juga dengan pemilihan jenis dan kapasitas produksi alat yang akan
digunakan perlu disesuaikan dengan target pengapalan yang ingin dicapai.
3.1.1 Kegiatan pemuatan
Produksi alat muat pada pemuatan bijih
ke atas alat angkut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: keseragaman ukuran butir material yang akan
dimuat, kemampuan operator, persediaan material yang akan dimuat, faktor – faktor ini
secara langsung mempengaruhi waktu edar alat muat dalam melakukan satu siklus
pemuatan dan juga jumlah material yang terambil kedalam bucket alat muat
sehingga perlu dikoreksi melalui faktor
pengisian untuk tiap kali melakukan pengisian bucket.
Prinsip kerja
dari alat muat tersebut sama dengan orang melakukan aktivitas dengan
menggunakan sekop, dimana pada saat pengambilan bijih kemudian bucket yang telah berisi bijih
tersebut ditarik kebelakang langsung diayunkan ke arah samping untuk dituangkan
kedalam bak Dump Truck.
Adapun
gerakan-gerakan daripada alat muat ini adalah waktu edar ( cycle time ) yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan satu waktu edar kerja, meliputi :
-
Waktu mengisi bucket (load bucket),
terdiri dari menurunkan bucket dan mengisi bucket.
- Waktu
angkut (swing load) dalam keadaan berisi meterial, yaitu gerakan memutar
bucket dalam keadaan berisi material menuju bak Dump Truck.
- Waktu
pemuatan (dump bucket) kedalam Dump Truck.
- Waktu
mengayun kembali (swing empty), yaitu gerakan menuju tumpukan material
untuk pengisian kembali.
Besar
kecilnya waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat muat, tergantung dari, kapasitas
bucket alat muat, keadaan material, dalamnya penggalian, keserasian
kerja antara alat muat dan alat angkut, kondisi lapangan kerja dan sudut putar
(swing angle).
Jenis alat muat yang digunakan untuk
menggali dan memuat bijih adalah Excavator
Caterpilar 330B dengan kapasitas bucket 2.1 m3. sebanyak 1 unit.
Adapun persamaan matematis yang dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya produksi alat muat adalah sebagai berikut :
Dimana :
P : Produksi alat
muat (m3/jam)
Kb :
Kapasitas bucket (m3)
FF : Fill Factor (%)
EU : Efisiensi kerja (%)
CT : Cycle time (menit)
3.1.2 Kegiatan
pengangkutan
Pengangkutan ore dilakukan dengan
menggunakan alat angkut Dump Truck. Gerakan
yang dilakukan oleh Dump Truck selama
melakukan proses pengangkutan adalah :
- Mengisi (loading) terdiri dari gerakan pemuatan material ke dalam bak Dump Truck.
- Mengangkut (hauling), merupakan gerakan dari tempat pengambilan material ke
tempat pembuangan material.
- Membelok (manuver) terdiri dari gerakan membelok dan kemudian mundur.
- Membuang muatan (dumping), terdiri dari gerakan menaikan
bak dan mencurahkan material.
- Kembali kosong (return), yaitu kembali ke tempat atau
lokasi pengisian (loading area).
- Berbelok untuk dimuat (manuver), yaitu menempatkan posisi dump
truck untuk diisi oleh alat muat.
Perhitungan kemampuan produksi optimal
yang dapat dicapai oleh Dump Truck dalam
waktu yang tersedia dengan memperhitungkan faktor koreksi yang mempengaruhinya
antara lain :
- Pada saat
pengisian material ke alat angkut akan terjadi pertambahan volume material.
- Keadaan jalan pengangkutan
- Kemampuan operator dan jumlah alat angkut
yang digunakan.
Adapun persamaan matematis yang dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya produksi alat angkut adalah sebagai berikut
:
Dimana :
P = Produksi alat angkut (m3/jam)
KB = Kapasitas
Bak Dump Truck ( m3 )
= Kb
x FF x n
Kb =
Kapasitas Bucket alat muat ( m3 )
n = Jumlah pengisian
FF = Fill Faktor (%)
Eff = Efesiensi Kerja (%)
Ct = Cycle time (menit)
3.2. Effesiensi
Kerja Alat Mekanis
Efisiensi
kerja pada alat-alat mekanis merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
besar kecilnya produksi alat tersebut, semakin lama alat tersebut dioperasikan,
maka semakin besar pula produksi yang dicapainya. Beberapa hal yang dapat
dijadikan pentunjuk tentang kondisi alat mekanis dan efektifitas penggunaannya,
antara lain :
a.
Mechanical
availability index percent (MA)
Merupakan
suatu cara untuk mengetahui kondisi alat mekanis yang sesungguhnya dari alat
yang digunakan. Besar kecilnya nilai dari MA, ditentukan oleh kondisi
dari alat mekanis tersebut pada waktu dioperasikan. Persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
b.
Physical
availability percent (PA)
Merupakan
catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan. Untuk menghitung
PA dengan menggunakan persamaan :
c.
Use
of availability percent (UA)
Menunjukkan
berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi. Nilai
persen tersebut dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut :
Menunjukkan
berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi dalam suatu
kegiatan kerja atau berproduksi. Hal ini dapat diketahui dengan persamaan:
Tingkat efisiensi tersebut dapat dipengaruhi
oleh kondisi alat, pengolahan dan perawatan alat-alat mekanis ataupun operator
alat-alat mekanis itu sendiri.
Dimana
:
W : Working
hours, yaitu waktu yang dibebankan untuk operator
pada suatu alat yang ada dalam kondisi dapat dioperasikan.
R : Repair,
yaitu waktu yang digunakan untuk perbaikan, perawatan
dan waktu menunggu suku cadang.
S : Standby hours (waktu bersiap),
jumlah waktu dari suatu alat yang
tidak terpakai sedangkan alat tersebut dipakai untuk
menambang dalam keadaan operasi.
T : W + R
+ S, total waktu yang tersedia.
3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Alat Mekanis
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pekerjaan dari alat-alat mekanis baik secara langsung maupun tidak langsung
adalah sebagai berikut :
a. Sifat
fisik material
Kemampuan alat-alat mekanis untuk
bekerja, baik itu alat angkut maupun alat muat sangat dipengaruhi oleh sifat
fisik material seperti faktor pengembangan ( Swell Factor ). Faktor
pengembangan dari suatu material merupakan penambahan volume material dari keadaan
semula yang terkonsolidasi dengan baik sebagai akibat adanya pembongkaran atau
penggalian . pendekatan yang biasa digunakan untuk menghitung faktor
pengembangan suatu material (faktor pengisian) adalah sebagai berikut :
b. Faktor
pengisian ( fill factor )
Faktor pengisian merupakan perbandingan
antara kapasitas nyata suatu alat dengan kapasitas teoritis alat tersebut.
Besarnya faktor pengisian suatu alat muat sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain : ukuran butir
material, kondisi material dan jumlah stock
material yang sedang dikerjakan (angle of refuse), ketrampilan dan
pengalaman operator.
Jika dilakukan perhitungan langsung di lapangan,
maka faktor pengisian alat muat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Selain itu penentuan faktor pengisian ( fill factor ) dari bucket alat muat, dapat menggunakan metode Caterpillar yaitu dengan cara pengamatan dan perbandingan langsung pada saat pemuatan, dimana terlihat adanya variasi pengisian pada bucket. Faktor pengisian merupakan faktor yang berpengaruh pada pengisian bucket, karena di dalam pengisian biasanya tidak selamanya penuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat persen pengisian bucket pada gambar dibawah ini :
Gambar. 3.1
Cara Penentuan Fill Factor
c. Keadaan
jalan angkut
Keadaan jalan yang dimaksud meliputi
kekerasan dan kehalusan permukaan jalan yang bagus dan terpelihara dengan
baik,untuk mewujudkan kondisi jalan seperti itu perlu dirancang sebuah jalan
angkut tambang yang terpelihara dengan baik harus memenuhi dua syarat, yaitu:
a.
Secara
keseluruhan harus mampu menahan beban dari kendaraan beserta muatanya. Apabila
syarat ini tidak terpenuhi, maka kondisi jalan tersebut akan menggalami
penurunan dan penggeseran baik pada bagian perkerasan jalan maupun pada tanah
dasarnya (sub grade), sehingga akan
mengakibatkan jalan menjadi bergelombang,berlubang bahkan berakibat rusak berat
b.
Permukaan
jalan harus mampu menahan gesekan roda kendaraan,air limpasan (run off) maupun air hujan. Apabila
syarat kedua ini tidak terpenuhi, maka permukaan jalan (road surface) akan mengalami kerusakan yang diawali dengan lubang-lubang
kecil, makin lama semakin membesar dan akhirnya rusak berat.
Kegagalan awal dalam merancang suatu
permukaan jalan angkut tambang, akan berakibat meningkatnya biaya pemeliharaan
jalan dan peralatan kendaraan serta akan mengakibatkan sulitnya kendaraan untuk
menyesuaikan dengan kecepatannya, sehingga pada akhirnya akan menghambat
produksi.
Selain itu yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu permukaan jalan angkut
tambang adalah lebar jalur angkut tambang, dimana semakin lebar jalan angkut,
akan semakin aman dan lalu lintas pengangkutan akan semakin lancar.
d. Perawatan alat mekanis.
Peralatan mekanis harus selalu
dijaga dan dirawat agar selalu dalam kondisi yang baik dan dapat bekerja dengan
maksimal. Perawatan tersebut meliputi pemeriksaan mesin, roda, pelumasan yang
dilakukan secara rutin sebelum dan setelah alat-alat mekanis tersebut
dioperasikan.
f. Effisiensi kerja
Waktu produktif yang digunakan kadang -
kadang di bawah kondisi ideal dari waktu yang tersedia, hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor penghambat dan tidak dapat dihindari yang akan
mempengaruhi efisiensi kerja alat muat dan alat angkut, seperti kondisi
lapangan kerja, persiapan kerja alat, pindah posisi kerja, pengisian bahan
bakar, service harian, keterlambatan
kerja dan lain-lain.
Sedangkan efisiensi kerja adalah
perbandingan antara waktu produktif dengan waktu kerja yang tersedia. Dari
pengamatan di lapangan pekerja atau mesin tidak mungkin selamanya bekerja 60
menit dalam satu jam, hal ini disebabkan oleh faktor - faktor penghambat kerja
seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, sehingga efisiensi kerja jarang dapat mencapai lebih dari 85 %.
Untuk mengetahui
besarnya efisiensi kerja operator dan ketersediaan fisik alat untuk beroperasi
dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :
Eff = Efisiensi kerja (%)
W =
Waktu kerja produktif (jam)
T = Waktu tersedia (jam)
g. Keadaan cuaca.
Sebagai negara yang beriklim tropis,
Indonesia hanya mengenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Pengaruh iklim dan cuaca terhadap aktivitas penambangan sangat besar.
Bila musim kemarau maka pada muka
penambangan dan jalan angkut akan berdebu sehingga akan menghalangi pandangan
operator Dump Truck terhadap keadaan
jalan di depannya dan dapat mengurangi kecepatan pengangkutan material,
sedangkan pada musim hujan muka penambangan dan jalan angkut akan berlumpur dan menjadi lengket, sehingga Dump Truck tidak dapat bekerja dengan
baik. Untuk mengatasi kondisi jalan yang buruk pada misim hujan maka perlu
dibuatkan suatu sistem penirisan tambang (drainage
system) yang baik.
Show Conversion Code Hide Conversion Code Show Emoticon Hide Emoticon