Pemboran, Peledakan dan Pola Pengeboran (Mining)

 Pemboran

3.2.1    Tujuan Pemboran

Dibidang pertambangan terutama yang berkaitan langsung dengan kegiatan peledakan , pemboran bertujuan untuk menyiapkan lubang tembak atau lubang ledak (Blast Holes).

3.2.2    Pola Pemboran

            Pola pemboran merupakan pengaturan jarak antara lubang dalam satu baris (Spacing) maupun jarak antara lubang ledak dengan bidang bebas (Free Face). Pola pemboran untuk pembuatan lubang tembak diklasifikasikan menjadi :

a.                    Square Pattern

            Dalam Square Pattren jarak burden dan spasing adalah sama, (Lihat Gambar 3-1)


 Square Pattern

  b.                               Rectangular Pattern

Dalam rectangular pattern jarak spacing dalam satu baris lebih besar dari pada jarak burden.(Lihat Gambar 3-2)

 Rectangular Pattern

c.                    Stanggered atau Zig-Zag

Stanggered atau Zig-Zag




            Square pattern dan rectangular dapat dibuat Zig-Zag.(Lihat Gambar 3-3)

        

 

 

                                     

 

 

3.3.             Peledakan

3.3.1        Tujuan Peledakan

Peledakan merupakan salah satu aktivitas pemisahan, yaitu serangkaian pekerjaan  yang dilakukan untuk memebebaskan batuan dari batuan induknya yang massive. Tujuan dari kegiatan peledakan adalah memecah atau membongkar batuan padat menjadi material berukuran tertentu yang cocok untuk dikerjakan dalam proses produksi selanjutnya. Selain itu dapat pula bertujuan untuk membuat rekahan yang umum diperuntukkan dalam kegiatan penambangan lain seperti penambanagan marmer.

3.3.2        Persiapan  Peledakan

Persiapan peledakan adalah semua kegiatan baik teknis maupun tindakan pengamanan, yang ditujukan untuk dapat melaksanakan suatu peledakan dengan aman dan berhasil.

Adapun persiapan peledakan yang harus diperhatikan adalah :

q  Pengamanan lapangan kerja selama pelaksanaan persiapan peledakan

q  Persiapan alat bantu peledakan, antara lain : Detonator, sumbu Ledak, Kabel pembantu, kabel utama blasting machine/eksploder.

q  Mempersiapkan primer

q  Pengisisan lubang ledak

q  Penyambungan rangkaian

q  Pemilihan tempat atau posisi pemegang blasting machine (Inisiasi)

q  Pengamanan lapangan peledakan dan sekeliling sebelum peledakan dan sekelilingnya sebelum peledakan dimulai.

3.3.3        Perlengkapan dan Peralatan Peledakan

Sebelum melakukan peledakan seorang juru ledak harus telah memastikan perlengkapan dan peralatan peledakan telah disiapkan.

Adapun Perlengkapan dan persiapan yang harus diperhatikan adalah :

q  Perlengkapan  Peledakan

§  Detonating cord

§  Milisecond delay (MS) dimana ms yang digunakan adalah 17 ms, 25 ms , 42 ms dan 65 ms.

Dan adapun Bahan peledak yang digunakan adalah  ANFO (Amonium Nitrat Fuel Oil) dan Powergel magnum atau dayagel.

q  Peralatan Peledakan

§  Sumber nyala arus Listrik ( Blasting Machine)

§  Penghantar nyala panas atau arus listrik (Kabel Listrik)

§  Pengalak awal (Detonator atau Sumbu ledak)

§  Pengalawak Utama ( Primer/booster)

§  Stick

§  Cangkul

§  Bendera yang berwarna merah

§  Papan Blokade

Selain peralatan dan perlengkapan diatas,perlu juga digunakan peralatan tambahan untuk membantu kegiatan peledakan berupa transportasi yang merupakan sarana untukmengangkut bahan peledak dari gudang bahan peledak kelokasi peledakan.

3.3.4. Pola Peledakan dan sistem peledakan

            Dalam peledakan ada dua pola umum yang digunakan antara lain:

3.3.4.1 Pola Peledakan

a.       Pola lubang demi lubang ( Holes By Holes)

Peledakan lubang demi lubang yaitu dimana antara lubang ledak diledakkkan secara terpisah dengan menggunakan waktu tunda. Pola ini menghasilkan getaran kecil tetapi ukuran fragmen yang dihasilkan besar karna energi yang menghancurkan batuan kurang.  (Lihat Gambar 3-4).

Pola lubang demi lubang ( Holes By Holes)




b.       Pola baris demi baris ( Row By Row)

Peledakan baris demi baris yaitu dimana lubang ledak dalam satu row meledak secara bersamaan karena memilik waktu delay yang sama akan tetapi antara row tidak meledak secara bersamaan karena antara row tersebut memilik waktu delay yang berbeda. Getaran yang dihasilkan besar. (Lihat Gambar 3-5)

Pola baris demi baris ( Row By Row)



3.3.4.2 Sistem Peledakan

Dalam suatu peledakan sistem yang umum digunakan sesuai dengan kondisi lapangan dimana sistem peledakan terbagi dua sistem :

q  Sistem Peledakan secara Delay

Sistem peledakan secara delay adalah suatu peledakan yang dilakukan secara bertahap atau memakai waktu tunda. Dimana keuntungan menggunakan sistem tunda ini getaran yang dihasilkan kecil karena energi yang diledakkan kecil hanya pada satu row atau satu lubang dalam satu kali peledakan.

q  Sistem Peledakan secara Simultan          

Sistem ini merupakan suatu peledakan yang dilakukan secara serentak atau bersamaan pada tiap lubang ledak, dimana getaran yang dihasilkan sangat besar.

3.3.5        Proses Pecahnya Batuan

Dalam suatu peledakan menghasilkan suatu hasil yaitu berupa pecahnya batuan atau pembuatan rekahan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dimana pecahnya batuan disebabkan adanya energi yang besar yang mampu memberikan tekanan yang tinggi sehingga menyebabkan pecahnya batuan. (Lihat Gambar 3-6)

Proses Pecahnya Batuan

 Adapun Proses pecahnya batuan secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.      Bahan peledak terdetonasi menghasilkan stress dalam batuan dan tekanan gas yang tinggi (ANFO ~2850 Mpa) dalam lubang tembak

2.      Batuan disekitar lubang tembak (2 sampai 3 kali diameter) pecah karena tekanan dari “blasthole pressures” yang sangat tinggi

3.      Rekahan-rekahan yang ditimbulkan oleh tekanan tensile maupun compressive dalam Massa batuan sejauh 20 sampai 30 kali diameter.

Tekanan = (20 –30)D

4.      Tekanan gas yang sangat tinggi bertindak sebagai kampak yang memperbesar rekahan (baik rekahan yang ada sebelum peledakan maupun yang terbentuk setelah peledakan)

5.      Batuan terdorong kearah bagian yang mempunyai tekanan yang lebih kecil

6.      Gas bahan peledak lolos ke udara dan tumpukan batuan terbentuk karena gravitasi.

Dalam proses detoansi adanya interaksi gelombang dengan massa batuan antara lain :

§  Setelah proses detonasi handak, batuan akan tertekan (kompresi) oleh datangnya gelombang tekan atau gelombang P

§   Selanjutnya gelombang geser ( gelombang S) akan menarik massa batuan

§   Ketika gelombang getaran menemui rekahan, bidang perlapisan,bidang bebas ( shot face), dan permukaan tanah, maka secara refleksi gelombang akan dipantulkan.

§   Ketika gelombang-gelombang tersebut menemui permukaan tanah, mereka akan menimbulkan ( membentuk) gelombang permukaan, sama seperti biji-bijian dalam air, dengan pergerakan partikel bolak balik (Back and torth). (Lihat Gambar 3-7,3-8 dan 3-9)

 Gelombang Detonasi

Pantulan Gelombang
Pergerakan Gelombang Permukaan

3.4.Desain Peledakan

Dalam suatu peledakan perlu adanya perencangan geometri peledakan yang efektif dan efesien sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan dan dapat menghindari dampak-dampak yang ditimbulkan oleh suatu peledakan adapun parameter-parameter peledakan sebagai berikut :

a.      Burden (B)

Burden didefinisikan sebagai jarak yang tegak lurus dari lubang bor terhadap bidang bebas. Dimana rumus yang digunakan berdasarkan formula “ Calvin.J.Konya adalah :

B = 3.15 De ∛(SGe/SGr)

Dimana      : B       : Burden (m)

                    De     : Diameter Lubang Bor (inch)

SGe   : Specific Gravity Bahan peledak

SGr    : Specific Gravity Batuan

b.      Spacing (S)

Spacing adalah Jarak lubang yang sejajar dengan bidang bebeas dalam satu row dimana burden dihitung setelah burden ditetntukan.

S = ( Ks . B)

Dimana      :           Ks        : (1.00-1.25)

b.   Stemming (T)

Stemming adalah tempat material penutup didalam lubang bor diatas kolom isian bahan peledak. Stemming berfungsi untuk mengurung gas peledakn. Stemming ditentukan berdasarkan besar burden. Dimana Rumus Stemming adalah :

T    = (Kt . B)

Dimana      :           Kt        : (0.75 – 1.00)

c.       Kedalam Lubang Ledak (H)

Merupakan dimensi kedalam dari suatu lubang ledak dimana rumus yang digunakan.

H = (Kh . B)

Dimana      :           Kh       : (1.5 – 4)

d.      Kedalam isian Lubang Ledak (PC)

Kedalaman isian lubang ledak adalah total kedalaman ledak dikurangi kedalaman stemming.

PC = ( H – T )

Berdasarkan geometri diatas maka dapat ditentukan beberapa data dibawah ini seperti :

v  Penggunaan Bahan Peledak (de)

de = 0.34 x (De)2 x SGe   (Kg/m)

Dimana      :

De             : Diameter Lubang Bor (inch)

SGe           : Specific Gravity Bahan peledak

v  Jumlah Bahan peledak yang digunakan dalam satu lubag ledak (E)

E   = PC x de (Kg)

 

v  Volume Batuan yang terbongkar (V)

V  = (B x S x L x N) (BCM)

Dimana     :

B  : Burden

L   : Tinggi Jenjang

S   : Spacing

N  : Jumlah lubang ledak.

v  Powder Factor (PF)

PF : (BeratBahanPeledak(Kg))/(VolumeBatuanTerbongkar(BCM))

v  Ukuran Fragmentasi (X)

 

X = A     (Vo/Q)0.8Q 0.167

Dimana :

X         : Ukuran Fragmentasi (cm)

A         : Rock Faktor Konstanta (7)

Vo       : Rock volume yang terbongkar (Kg/BCM)

Q         : Jumlah Max Penggunaan bahan Peledak Kg

 
Dimana digunakan rumus untuk perhitungan ukuran fragmentasi adalah :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Previous
Next Post »
Thanks for your comment