A. Genesa Batugamping
Batu gamping menurut Ganesanya Dibagi atas 2 yaitu :
- Batu Gamping
Non Klastik
Dikenal batu gamping non-klastik, merupakan koloni dari
binatang laut antara lain dari Coelenterata, Moluska dan Protozoa, Foraminifera
dan sebagainya, jenis batu gamping ini sering disebut sebagai batu gamping
Koral karena penyusun utamanya adalah Koral yang merupakan anggota dari
Coelenterata. Batu gamping ini merupakan pertumbuhan/ perkembangan koloni
Koral, oleh sebab itu di lapangan tidak menunjukkan perlapisan yang baik dan
belum banyak mengalami pengotoran mineral lain.
- Batu Gamping Klastik
Batu gamping klastik merupakan hasil rombakan jenis batu
gamping non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi dan
sedimentasi. Oleh karenanya, selama proses tersebut ikut jenis mineral lain
yang merupakan pengotor dan memberi warna pada batu gamping yang bersangkutan.
Akibat adanya proses sortasi maka secara alamiah akan terbentuk pengelompokan
ukuran butir. Dikenal jenis kalsirudit apabila batu gamping tersebut
fragmental, kalkarenit apabila batu gamping tersebut berukuran pasir dan
kalsilutit apabila batu gamping tersebut berukuran lempung. Tingkat pengotoran oleh mineral asing berkaitan
erat dengan ukuran butirnya. Pada umumnya jenis batu gamping ini di lapangan
menunujukkan perlapisan. Adanya perlapisan dan struktur sediment yang lain
serta adanya kontaminasi mineral tertentu yang akan memberi warna, dalam
beberapa hal memberikan nilai tambah setelah batu gamping tersebut terkena
sentuhan teknologi.
Selain itu, mata
air mineral dapat pula mengendapkan batu gamping yang disebut sebagai endapan
sinter kapur. Batu gamping jenis ini terjadi karena proses kimia di
alam, peredaran air panas alam maka melarutlah batu gamping di bawah permukaan
yang kemudian diendapkan kembali dipermukaan bumi.
Secara kimia batu gamping terdiri dari kalsium karbonat (
CaCO3 ). Di alam tidak
jarang pula dijumpai batu gamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi
mengubah batu gamping menjadi batu gamping dolomitan dengan komposisi kimia
CaCO3MgCO3. Hasil penyelidikan hingga
kini menyebutkan bahwa kadar Calsium Oksida batu gamping di Jawa umumnya tinggi
( CaO > 50% ). Selain magnesium batu gamping kerap kali tercampur dengan
lempung, pasir, bahkan jenis mineral lain.
Pada umumnya batu gamping yang padat dan eras mempunyai berat
jenis 2. Selain yang massive dijumpai pula batu gamping yang sarang ( porus ).
Mengenai warna dapat dikatakan bervariasi dari putih susu, abu – abu muda, abu
– abu tua, coklat, merah, bahkan hitam.Semuanya disebabkan karena jumlah dan
jenis pengotor yang ada. Warna
kemerahan disebabkan oleh mangan, oksida besi sedangkan kehitaman karena zat
organic. Batu gamping yang mengalami metamorphose berubah menjadi marmer.
Di beberapa daerah berbatu gamping yang tebal lapisannya
didapatkan gua atau sungai bawah tanah yang terjadinya berkaitan erat dengan
kerja air tanah. Air hujan yang mengandung CO2 hasil pembusukan zat organic dipermukaan setelah
meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batu gamping yang dilaluinya sepanjang
rekahan. Reaksi kimia yang berlangsung adalah :
CaCO3 + 2CO2 + H2O →
Ca(HCO3)2 + CO2
Ca(HCO3)2
larut dalam air sehingga lambat laun terjadilah rongga dalam
bentuk gua atau sungai bawah tanah.
Seperti dijelaskan di muka, secara geologi batu gamping
mungkin berubah menjadi dolomitan ( MgO 2,2 % - 10,9 % ) atau dolomite ( MgO
> 19,9 % ) karena pengaruh pelindian ( leaching ) atau peresapan unsure
magnesium dari laut ke dalam batu gamping tersebut. Disamping itu dolomite juga
diendapkan secara tersendiri atau bersamaan dengan batu gamping.
Tabel 4. Tatanama batu
gamping sesuai dengan kadar magnesium ( Pettijohn, 1949 )
Nama
Batuan |
Kadar
Dolomit ( % ) |
Kadar
MgO ( % ) |
Batu gamping Batu gampin
bermagnesium Batu gamping
dolomitan Dolomit
berkalsium Dolomit |
0
– 5 5
– 10 10
-50 50
– 90 0
- 100 |
0,1
– 1,1 1,1
– 2,2 2,2
– 10,9 10,9
– 19,7 19,7
– 21,8 |
Catata : dolomite tidak larut dalam HCl
B.Sifat Batugamping
Sifat Batugamping dibedakan atas tiga
yaitu sifat fisik,mekanik,sifat kimia
- Adapun sifat Fisik dari batu gamping (limestone)
adalah sebagai berikut :
a. Warna : Putih,
putih kecoklatan, dan putih keabuan
b. Kilap :
Kaca dan tanah
c. Goresan :
Putih sampai putih keabuan
d. Bidang belahan :
Tidak teratur
e. Pecahan :
Uneven
f. Kekerasan :
2,7 – 3,4 skala mohs
g. Berat Jenis :
2,387 Ton/m3
h. Ketahanan : Keras,
Kompak, sebagian berongga
- Sifat kimia dari batu gamping yaitu terdiri atas beberapa senyawa
kimia yakni Cao, SiO2. Al2O3, MgO, Fe2O3,
SO3, P2O5, H2O.
- Sifat mekanik mempunyai daya tahan tekan 1000-2000
kg/cm2
C. Teknik Penambangan Batugamping
Pada
umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk bukit. Oleh sebab itu,
teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk kauri tipe
sisi bukit ( side hill type ). Untuk penambangan skala besar pembongkaran
dibantu dengan system peledakan beruntun dibantu peralatan berat antara lain escavator dan ripper ( penggaru ), sedang untuk penambangan skala kecil dilakukan
dengan alat sederhana antara lain cangkul, ganco dan sekop. Apabila batu
gampingnya tidak keras, pemberaian dibantu dengan lempung. Sesudah lempung
diisikan pada masing – masing lubang lalu dituangkan padanya air. Akibatnya
lempung mengembang yang akhirnya dengan bantuan “linggis” batu gamping mudah
dibongkar.
Apabila skala penambangannya kecil,
system yang diterapkan dalam kegiataan penambangan adalah system gophering, mengikuti bagian / jalur batu
gamping yang relative mudah dibongkar. Disamping hal tersebut, teknik penambangan juga mempertimbangkan ukuran /
bentuk pembongkaran yang diinginkan. Mempertimbangkan keselamatan kerja
system gophering tidak dianjurkan.
Show Conversion Code Hide Conversion Code Show Emoticon Hide Emoticon